Pemerintahan
|
|
- Bupati
|
Sujadi Saddat
|
- Wakil Bupati
|
Handitya Narapati
|
- DAU
|
Rp. 499.454.898.000.-(2013)
|
Luas
|
656 km2
|
Populasi
|
|
- Total
|
341.086 jiwa
|
- Kepadatan
|
519,95 jiwa/km2
|
Demografi
|
|
- Suku Bangsa
|
Jawa, Lampung, dan Sunda
|
- Agama
|
Islam
|
- Bahasa
|
|
- Zona Waktu
|
WIB
|
- Kode area Telpon
|
+62 729
|
Bandar Udara
|
tidak ada
|
Sejarah
Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah
perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni
masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai Way Tebu
(4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini).
Selanjutnya, 187 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman baru dengan membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya tersebut.
Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang
mereka buka tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan
Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut
telah menjelma menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi
Lampung, yakni yang sekarang dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang saat ini juga
merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.
Sebagai wilayah otonom, Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan UU No.48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri RI H.Mardiyanto, pada tanggal 3 April 2009 di Gedung Sasana Bhakti Praja Jakarta, sekaligus pelantikan Penjabat Bupati Pringsewu pertama saat itu Ir.H.Masdulhaq.
Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk 377.857 jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457 perempuan. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan, yang tersebar di 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas.
Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini
merupakan kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung. Pringsewu
berjarak 38 km dari pusat Kota Bandar Lampung, ibukota Provinsi Lampung, di
sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah, di sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, di sebelah barat dan selatan berbatasan
dengan Kabupaten Tanggamus.
Ibukota Kabupaten Pringsewu adalah Kota Pringsewu.
Lambang Kab. Pringsewu
Logo Kabupaten Pringsewu
(peraturan bupati pringsewu no. 11 tahun 2011) makna lambang
lambang daerah merupakan kristalisasi dari nilai-nilai etika dan hukum yang ada
pada masyarakat kabupaten pringsewu yang diyakini dan dapat memberikan motivasi
serta menjaga martabat. arti lambang :
- Merah putih perlambang kabupaten pringsewu, dibawah naungan negara kesatuan republik indonesia;
- Gambar bintang berwarna kuning emas menunjukkan masyarakat pringsewu, religius, ber-ketuhanan yang maha esa, yang menjadi naungan semua sendi kehidupan;
- Latar belakang berwarna hijau muda melambangkan kemakmuran, putih melambangkan kesucian dan merah melambangakan keberanian;
- Payung (di atas siger) berwarna kuning merupakan lambang perlindungan akan kesejahteraan masyarakat, dengan rumbai berjumlah 11, menyatakan bulan pembentukan yakni bulan november (bulan 11);
- Siger berwarna kuning emas merupakan ciri khas budaya daerah lampung;
- Gambar padi berwarna kuning emas dan kapas putih, adalah lambang kesejahteraan dan kemakmuran; a. jumlah butir padi 48, melambangkan nomor undang-undang pembentukan kabupaten pringsewu, yakni nomor 48 tahun 2008; b. jumlah buah kapas 26, melambangkan tanggal penetapan undang-undang pembentukan kabupaten pringsewu, yaitu tanggal 26.
- Gambar bambu runcing, perlambang semangat perjuangan dengan jumlah bambu 9, menyatakan jumlah kecamatan di wilayah kabupaten pringsewu sebagai modal dasar terbentuk kabupaten pringsewu;
- Gambar buku dan roda bergerigi menyatakan usaha pencapaian berkeunggulan di bidang pembangunan, pendidikan dan teknologi;
- Tali pengikat tangkai padi dan kapas yang berjumlah lima melambangkan dasar negara pancasila;
- Pada bagian bawah gambar padi dan kapas serta bambu terdapat pita berwarna biru bertuliskan ”jejama secancanan” yang memiliki makna bebas: bersama-sama saling bergandengan tangan atau dengan kata lain bergotong royong, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing;
- Gambar bambu (pring dalam bahasa jawa) didiskripsikan sebagai berikut:
- Bambu adalah salah satu pepohonan yang memiliki kegunaan bagi manusia;
- Bambu tumbuh secara berumpun-rumpun, berkumpul sehingga menjadi kuat dan dapat menahan erosi, akan menjadi tempat berteduh pada waktu panas; Batang bambu lentur (elastis) dan dapat dibentuk dalam wujud apapun, melambangkan kondisi bahwa masyarakat kabupaten pringsewu dengan masyarakatnya fleksibel dan ulet; d. adapun bambu memiliki manfaat lain diantaranya: 1) ketika masih sangat muda dapat dijadikan bahan makanan/sayuran; 2) ketika beranjak lebih tua, dijadikan tali temali untuk mengikat benda yang berserakan, hal ini mengandung nilai filosofi mengikat masyarakat pringsewu dalam satu wadah kabupaten pringsewu; 3) ketika menjadi tua, bambu dapat dijadikan bahan bangunan (gribik) dan perabot rumah tangga, daun bambu dapat dijadikan pakan ternak, bambu kering untuk bahan bakar membuat tungku tanah, begitu pula tangkai bambu dapat dijadikan kayu bakar untuk memasak. 4) bonggol bambu dapat dijadikan bahan untuk seni pahat / kreasi seni yang bernilai tinggi. Sumber : http://lampung.bps.go.id
Transportasi
Letak Kabupaten Pringsewu yang strategis di Jalur
Lintas Barat yang merupakan salah satu jalur tersibuk di Provinsi lampung
menuju sejumlah provinsi di pantai barat Sumatera, membuat posisi Kabupaten
Pringsewu sangat potensial untuk pengembangan sektor perdagangan dan jasa, baik
usaha perdagangan kecil, menengah maupun usaha perdagangan besar.
Dengan adanya sebuah terminal (Terminal Pringsewu)
yang melayani baik jasa angkutan kota, angkutan perdesaan, angkutan perbatasan,
serta bus antar kota dalam provinsi dan antar provinsi yang melayani masyarakat
dengan jasa transportasi yang memadai, menjadikan kota ini semakin eksis
sebagai salah satu kota tersibuk di Provinsi Lampung.
Pendidikan dan Prestasi
Di bidang pendidikan, Kabupaten Pringsewu memiliki
sebanyak 275 SD/Madrasah Ibtidaiyah Negeri dan 39 Swasta, 22 SMP Negeri, 32 SMP
Swasta, 9 SMA/SMK Negeri, 27 SMA/SMK Swasta dan 7 Perguruan Tinggi Swasta
seperti STIKES Muhammadiyah Pringsewu, Akademi Teknologi Pringsewu, STIE
Muhammadiyah Pringsewu, STKIP Muhammadiyah Pringsewu, STIKES Aisyah Pringsewu,
AKBID Alifa Pringsewu, dan STMIK Pringsewu.
Dalam bidang pendidikan juga , pelajar dari Kabupaten
Pringsewu banyak yang mempunyai prestasi yang luar biasa dan telah mengharumkan
tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu namun juga untuk Provinsi Lampung, dan
bahkan membawa harum nama Indonesia di tingkat dunia, seperti Irfan Haris
seorang pelajar dari SMA Negeri 1 Pringsewu yang telah berhasil meraih menjadi
juara pada Olimpiade Sains Bidang Biologi di Jepang dan Korea Selatan dua kali
berturut-turut.
Dalam bidang olahraga, tak bisa dipungkiri, bahwa prestasi
yang diraih oleh putra-putri terbaik dari Kabupaten Pringsewu sangat
membanggakan dan mengharumkan, tidak hanya untuk Kabupaten Pringsewu ataupun
Provinsi Lampung, namun juga bagi Bangsa Indonesia.
Siapapun pasti akan mengenal sosok Imron Rosyadi dengan
Padepokan Gajah Lampung sebagai pusat pelatihan angkat besi dan berat yang
namanya bahkan terkenal hingga di seluruh dunia. Dari tangan Imron Rosyadi,
banyak dilahirkan lifter-lifter dunia ternama asal Indonesia.
Lisa Rumbewes, salah satu lifter dunia yang berhasil
memperoleh medali emas pada olimpiade beberapa tahun lalu juga tercatat sebagai
salah satu lifter yang pernah mengenyam pelatihan di Padepokan Gajah Lampung
Pringsewu. Disamping Angkat Besi dan Angkat Berat, masih banyak atlet-atlet
dari Kabupaten Pringsewu yang memiliki prestasi yang cukup handal, diantaranya
dari Cabang Bulu Tangkis, Karateka, Tenis Meja dan juga Cabang Olah Raga Sepak
Bola.
Pelayanan Kesehatan
Di bidang pelayanan Kesehatan, di Kabupaten Pringsewu
telah terdapat Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu, Rumah Sakit Swasta,
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Pringsewu, serta terdapat pula Balai pengobatan serta Fasilitas
Kesehatan milik swasta lainnya.
Pusat Perbelanjaan
Guna melayani kebutuhan warga, di pusat kota Pringsewu
sendiri terdapat 4 buah pasar tradisional yakni Pusat Perbelanjaan Pringsewu,
Pasar Sarinongko, Pasar Baru Pringsewu, dan Pasar Pagi yang siap melayani
masyarakat Pringsewu dan sekitarnya. Selain itu terdapat pula pasar kecamatan
yang berada di setiap ibukota kecamatan serta pasar desa. Bahkan, telah ada
satu pusat perbelanjaan modern yaitu Chandra Department Store Pringsewu yang
diresmikan mantan Pejabat Bupati Pringsewu Sudarno Eddi pada tanggal 11 November
2011.
Potensi Kabupaten
Potensi Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan
Peternakan
Sebagai daerah yang masih agraris, struktur
perekonomian Kabupaten Pringsewu masih didominasi oleh Sektor Pertanian dengan
Komoditas yang dominan adalah Padi sawah dan padi ladang, padi organik, jagung
dan juga Komoditas Sayur mayur serta ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah dan juga
kacang hijau.
Total luas areal pertanian untuk padi organik di Kabupaten
Pringsewu adalah 193 Ha dengan produksi rata-rata sekitar 770 ton/tahun. Sentra
padi organik terdapat di Kecamatan Pagelaran dan Gadingrejo, yang sebagian
besar dikembangkan dengan menggunakan pupuk kompos dan pestisida nabati
sehingga memiliki cita rasa dan harga jual lebih tinggi sekitar 30-40%
dibandingkan dengan padi pada umumnya. Potensi ini dapat dikembangkan dengan
adanya Lahan yang tersedia dan SDM petani SLPHT yang ada, serta terbukanya
peluang pengembangan industri penggilingan beras.
Kabupaten Pringsewu memiliki ketersediaan lahan yang
luas dan subur sehingga sangat potensial untuk pengembangan tanaman palawija
seperti, tomat, cabe, sayur mayur dan tanaman palawija lainnya. Komoditas
tanaman palawija ini, menjadi komoditas yang cukup handal yang pemasarannya
tidak saja di Kabupaten Pringsewu dan Provinsi Lampung, tetapi telah merambah
keluar Provinsi Lampung, seperti Jakarta dan Palembang.
Di bidang perikanan, Kabupaten Pringsewu sangat
potensial untuk pengembangan usaha Budidaya Air Tawar. Pada tahun 2009 potensi
perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Pringsewu sebesar 1.023 Ha dengan
tingkat pemanfaatan lahan seluas 501,60 Ha dan produksi secara keseluruhan
sebesar 4.637,49 ton.
Salah satu komoditas penting perikaan budidaya di Kabupaten
Pringsewu adalah Ikan Gurame, disamping komoditas lain seperti ikan lele, mas,
nila, belut dan patin. Pada tahun 2009 pemanfaatan kolam untuk komoditas ikan
Gurame adalah seluas 92,5 Ha dengan produksi sebesar 309,9 ton. Pemanfaatan
kolam gurame tersebut menyebar di 4 (empat) kecamatan yakni, kecamatan
Pagelaran, Pardasuka, Banyumas, dan Sukoharjo.
Pengembangan komoditas ikan gurame di Kabupaten
Pringsewu sangat menjanjikan hal ini disebabkan oleh selain kondisi daerah yang
sangat mendukung juga disebabkan kegiatan budidaya ikan gurame memiliki nilai
ekonomis yang tinggi disemua tahapan produksi.
Potensi Bidang Peternakan di Kabupaten Pringsewu juga
sangat potensial untuk dikembangkan, baik potensi pengembangan ternak kecil
maupun besar. Untuk ternak kecil, potensi Kambing dan Domba sangat potensial,
hal ini dapat dilihat dari populasi kambing yang ada sebesar 55.267 ekor dan
populasi Domba sebesar 13.857 ekor dan juga ternak babi sebesar 279 ekor.
Dengan memanfaatkan luas lahan serta padang rumput yang ada, usaha pengembangan
kambing burawa sangat cocok sekali dikembangkan di Kabupaten Pringsewu. Kambing
jenis ini merupakan hasil persilangan antara induk betina peranakan kambing
Ettawa (PE) yang memiliki tubuh besar dan kambing pejantan Boer sebagai kambing
pedaging. Untuk Potensi ternak besar, Kabupaten Pringsewu juga sangat
potensial, hal ini dapat dilihat dari populasi ternak besar yang ada seperti
sapi sebanyak 9.493 ekor dan populasi kerbau sebanyak 3.276 ekor.
Pengembangan Usaha peternakan sapi potong, merupakan
salah satu usaha yang cukup prospektif di Kabupaten Pringsewu, peluang
pengembangan sapi potong juga didukung oleh harga sapi hidup dan daging sapi
yang terus meningkat, tersedianya tehnologi pakan ternak dan reproduksi IB
maupun embrio transfer, serta meningkatnya permintaan daging sapi segar dan
olahan di dalam negeri. Usaha ini juga didukung oleh ketersediaan lahan yang
luas bagi budidaya tanaman rumput gajah sebagai bahan pakan ternak. Dengan
masih banyaknya areal pekarangan serta lahan yang ada, di Kabupaten Pringsewu
juga memungkinkan untuk pengembangan usaha peternakan unggas.
Jenis unggas yang dapat dikembangkan adalah ayam
buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan ternak itik. Populasi rata-rata
unggas pertahun di Kabupaten Pringsewu adalah ayam buras 108.538 Ekor, ayam ras
petelur 133.100 ekor, ayam ras pedaging 1.741.200 ekor dan populasi itik
sebanyak 25.131 ekor.
Potensi Pertambangan
Di bidang pertambangan, Kabupaten Pringsewu mempunyai
sumber daya alam bahan tambang yang cukup potensial. Terdapat beberapa jenis
bahan galian seperti Mangan, Bentonit, Marmer, Biji Besi, Silika, Biorit dan
Andesit yang tersebar di beberapa lokasi, termasuk potensi sumber air mineral
di Kecamatan Ambarawa yakni Air Karawang yang sudah terkenal di seluruh
Provinsi Lampung. Sebagian besar potensi tersebut masih belum dioptimalkan.
Oleh Karenanya, Pemerintah Kabupaten Pringsewu membuka seluas-luasnya kepada
para investor yang ingin berinvestasi di bidang pertambangan dengan mempermudah
proses perizinannya.
Potensi Industri
Dalam bidang industri, Kabupaten Pringsewu masih
didominasi oleh industri kecil dan home industri, diantaranya sentra industri
kain tapis, manik-manik, kain perca, dan kerajinan anyaman bambu, industri batu
bata dan genteng. Industri kain perca Pringsewu yang berpusat di Kecamatan
Banyumas telah mampu menembus pasar di seluruh Sumatera dan Jawa. Selain itu,
industri kerajinan yang berbahan baku dari Batu Sui Seki, merupakan kerajinan
yang cukup unik dan sangat menarik serta memiliki nilai seni yang sangat tinggi
Kerajinan batu sui seki ini sebagian besar masih berupa industri perorangan dan
industri rumah tangga. Untuk industri batu bata, di Pringsewu terdapat sebanyak
244 unit usaha yang mampu, menyerap tenaga kerja sebanyak 3.172 orang, dengan
kapasitas produksi mencapai 89.060.000 buah per tahun dan nilai investasi
sebesar 26 milyar lebih. Begitu pula untuk industri pembuatan genteng,
Kabupaten Pringsewu memiliki total industri sebanyak `137 unit, dengan
kapasitas produksi 50.005.000 buah per tahun, dengan nilai investasi sebesar 15
milyar lebih dan menyerap tenaga kerja sebanyak 2.055 orang, meskipun sebagian
besar masih beskala usaha kecil dan menengah.
Potensi Pariwisata
Dalam bidang pariwisata, sektor ini masih memerlulan
dukungan dan upaya yang lebih optimal, sehingga sektor pariwisata di Kabupaten
Pringsewu dapat berkembang secara lebih optimal.
Sebagai modal awasl dan sumber daya alam, di Pringsewu
terdapat beberapa obyek wisata yang prospektif untuk dikembangkan di antaranya
tempat wisata ziarah berupa Makam KH Ghalib dan wisata religi umat
Katolik Goa Maria La Verna, bangunan bersejarah peninggalan Belanda
berupa Talang, kawasan Bukit Bintang yang kesemuanya berlokasi di sekitar
ibukota Kabupaten Pringsewu.
Selain itu terdapat potensi wisata lainnya seperti Goa
Selapan di Kecamatan Pardasuka, Telaga Gupit dan bangunan Pura Bukit Hindu yang
berada di Kecamatan Gadingrejo, serta masih banyak lokasi-lokasi menarik yang
memiliki prospek untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai kawasan wisata, yang
belum tergali secara maksimal.
Selain itu, sejumlah obyek wisata lain yang sebagian
sudah dikelola masyarakat diantaranya berupa kolam renang. Bagi para pecinta
kuliner, kehidupan malam di Pringsewu juga menjajikan suguhan wisata kuliner
yang tak kalah menarik sepanjang malam. Berbagai macam suguhan dan menu khas
masakan dari yang modern hingga tradisional tersedia tersedia cukup lengkap di
berbagai sudut lokasi. Termasuk tersedia pula berbagai restoran besar dan kecil
yang menyajikan mulai masakan tradisional, nasional hingga restoran cepat saji
(KFC). Tak ketinggalan pula sarana pendukung lainnya yakni jasa akomodasi
berupa fasilitas hotel dan penginapan, telah tersedia pula di Pringsewu.
Sumber: http://www.pringsewukab.go.id
0 komentar:
Posting Komentar