A. Kota Yang Prospektif
Kota Bandar Lampung memiliki prospek
yang kuat untuk berkembang menjadi kota besar dalam skala regional, nasional,
bahkan internasional. Potensi kota Bandar Lampung yang mendukung antara lain:
(1) Lokasi geografis yang sangat
strategis,
(2) Kedudukan yang dituju dalam
kebijaksanaan tingkat nasional dan regional,
(3) Pemandangan alam yang indah yang
dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan,
(4) Keanekaragaman suku bangsa (multi
ethnic), dan
(5) Dukungan wilayah sekitarnya (hinterland)
yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan kota Bandar Lampung.
Berbagai potensi yang dimiliki Bandar
Lampung serta hinterland-nya, yang sebagian telah diakomodasikan dalam
kebijaksanaan dan rencana baik lingkup nasional, regional maupun lokal,
menggambarkan masa depan kota Bandar Lampung yang prospektif.
Antisipasi yang bersifat proaktif
menjadi kebutuhan utama dalam mendorong dan mengendalikan perkembangan kota
Bandar Lampung, di mana tidak lagi memadai apabila dalam menyongsong tahun 2015
semata mengandalkan kecenderungan perkembangan kota Bandar Lampung secara
berdiri sendiri sehingga perlu didorong menuju kondisi yang kompetitif, baik
pada skala internasional, nasional, maupun regional.
Posisi geografis mengantar Bandar
Lampung untuk meraih peluang menjadi salah satu pusat pertumbuhan yang berperan
dalam sistem ekonomi regional IMS-GT maupun menjadi bagian dari koridor
kegiatan ekonomi Indonesia yang terbesar, yaitu Sumatera Selatan – Lampung –
Banten – Jabotabek. Dalam konstelasi ruang perekonomian tersebut, Bandar
Lampung berpeluang mengisi fungsi-fungsi ekonomi secara selektif dan
kompetitif, terutama dalam sistem pusat-pusat pertumbuhan yang ada.
Peningkatan akses yang strategis bagi
aliran barang adalah melalui pengembangan Pelabuhan Panjang. Pelabuhan ini yang
diharapkan menjadi pelabuhan ekspor-impor terbesar di Sumatera bagian Selatan
harus memanfaatkan peluang dari limpahan daya tampung Tanjung Priok, bahkan
menciptakan pelayanan yang bersaing dengan Pelabuhan Bojonegara dan Palembang
hingga menjadi alternatif pilihan bagi aliran barang ke dan dari negara lain.
Dalam sektor ekonomi, kota Bandar
Lampung memiliki peluang yang besar untuk memantapkan diri menjadi pusat
perdagangan dan jasa pada skala Sumatera bagian Selatan.
Sejalan dengan aktifitas ekspor-impor
dan perdagangan antar-pulau, Bandar Lampung memiliki peluang untuk menjadi
pusat perdagangan hasil pertanian dan industri dari Sumatera bagian Selatan
maupun yang didatangkan dari daerah luar. Hinterland Bandar Lampung pada
waktu ini telah berperan sebagai pemasok hasil perkebunan, peternakan dan
perikanan yang diunggulkan, terutama komoditi gula, kopi, lada, kelapa, daging
segar dan udang.
Juga terlihat kecenderungan tumbuhnya
kegiatan agroindustri menuju sentra agroindustri andalan di pulau Sumatera. Hal
ini memberikan peluang bagi Bandar Lampung untuk menyediakan fasilitas
perdagangan dan jasa bisnis seperti perbankan, perkantoran, dan sebagainya.
Sektor lainnya yang prospektif bagi
Bandar Lampung adalah pariwisata, baik dalam rangka menunjang pembangunan
pariwisata di Sumatera bagian Selatan maupun mendayagunakan potensi keindahan
alam Bandar Lampung.
Pengembangan obyek wisata pantai dan
laut serta perbukitan dalam kota Bandar Lampung menciptakan daya tarik bagi
wisatawan mancanegara maupun nusantara. Kelengkapan yang dapat dipersiapkan
oleh Bandar Lampung adalah penyediaan prasarana dan jasa pariwisata seperti
perhotelan, agen perjalanan, perbankan, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Berbagai peluang perkembangan yang
prospektif juga membawa prasyarat agar kehidupan kota yang diharapkan dapat
tercapai. Pertama adalah restrukturisasi trend perkembangan fisik dan kedua
adalah penciptaan iklim yang kondusif bagi perkembangan kota Bandar Lampung.
Selain penyediaan prasarana dan sarana
pendukung kegiatan ekonomi; penyiapan kebijaksanaan, peraturan, dan program
pembangunan menuju pemantapan Bandar Lampung dalam memanfaatkan peluang ekonomi
yang ada; perlu disiapkan pula sumber daya manusia yang menunjang
perkembangan ekonomi tersebut.
B. Pusat Pertumbuhan
Sebagai pusat kegiatan Provinsi Lampung,
sekitar 12,4% penduduk Provinsi Lampung berada di kota Bandar Lampung. Berbagai
pelayanan bagi wilayah yang lebih luas disediakan oleh Kota Bandar Lampung,
baik di bidang pemerintahan, niaga, jasa keuangan, pendidikan, dan sebagainya.
Peran sebagai pusat pertumbuhan ditunjang oleh rencana peningkatan
aksesibilitas dari dan ke Kota Bandar Lampung.
Dalam mewujudkan tercapainya mekanisme
sistem pusat pertumbuhan di Provinsi Lampung, telah terdapat tiga jalur lintas
Sumatera, yaitu :
- Jalur Tengah, mulai Pelabuhan Bakauheni – Bandar Lampung – Kotabumi dan selanjutnya ke Muara Enim.
- Rencana Jalur Lintas Barat, mulai dari Bandar Lampung – Kota Agung – Liwa dan selanjutnya ke Provinsi Bengkulu.
- Rencana Jalur Lintas Timur, mulai Pelabuhan Bakauheni – Menggala – Kayu Agung dan seterusnya hingga ke Palembang.
Kesemuanya melintasi Bandar Lampung. Di
samping itu, Bandar Lampung siap berfungsi sebagai transhipment point dari
berbagai moda angkutan. Hal ini didukung oleh berbagai rencana pengembangan
dalam sistem transportasi regional. Rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda
yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera akan memperlancar aliran pergerakan
penumpang dan barang antar pulau Jawa dan Sumatera.
Pelabuhan Panjang melengkapi sistem
angkutan antar-moda bagi seluruh Provinsi Lampung dan Sumatera bagian Selatan.
Gagasan jaringan kereta api Trans Sumatera menjadi salah satu alternatif sarana
pergerakan antar-moda. Adanya rencana pembangunan jaringan jalan tol ke arah
Palembang juga akan turut mendukung kelancaran aksesibilitas tersebut.
Kecenderungan perkembangan menunjukkan
proses relokasi kegiatan ekonomi dari Pulau Jawa bagian Barat ke Lampung.
Bahkan untuk beberapa sektor ditetapkan kebijaksanaan menjadikan Lampung
sebagai basis produksi nasional. Hal ini menjadikan Bandar Lampung potensial
sebagai pusat distribusi barang dan jasa untuk wilayah Sumatera bagian Selatan.
C. Pusat Koleksi Dan Distribusi
Dengan lokasi yang strategis secara
geografis, ketersediaan akses yang memadai, dan jalur transportasi yang
mendukung serta kelengkapan fasilitas penunjangnya, menjadikan kota Bandar
Lampung potensial sebagai pusat koleksi dan distribusi berbagai barang dan
jasa.
Perkembangan sektor ekonomi, khususnya
pertanian di wilayah Provinsi Lampung maupun Sumatera bagian Selatan, mendorong
fungsi Bandar Lampung sebagai pusat koleksi dan distribusi berbagai komoditi
yang dihasilkan oleh wilayah belakangnya.
Fungsi sebagai pusat koleksi dan
distribusi berbagai komoditi yang dihasilkan oleh Sumatera bagia Selatan
dilangsungkan oleh rencana pengembangan jaringan jalan told an kereta api,
jaringan jalan Trans Sumatera, serta rencana pengembangan Pelabuhan Panjang.
Kelengkapan fasilitas yang tersedia di
kota Bandar Lampung juga mendukungnya sebagai pusat koleksi dan distribusi
barang dan jasa pada berbagai skala pelayanan.
D. Aksesbilitas yang Semakin Baik
Kecenderungan pergerakan Pulau
Jawa-Sumatera yang memberikan indikasi peranan penting kegiatan sosial dan
ekonomi keduanya menempatkan Provinsi Lampung pada posisi sentral. Sejak tahun
1996, jumlah arus lalu lintas antara Pulau Jawa dan Sumatera melalui pelabuhan
Merak-Bakauheni menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat.
Kota Bandar Lampung sebagai pusat
pertumbuhan akan memperoleh pengaruh yang signifikan dari pergerakan tersebut
melalui kemungkinan peningkatan investasi di sektor regional, nasional, dan
internasional. Bandar Lampung akan menjadi salah satu alternatif pilihan
setelah Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Untuk menampung peningkatan arus
pergerakan dan mengatasi persoalan lalu lintas yang selama ini ada, pemerintah
telah merencanakan membangun jembatan Selat Sunda untuk menghubungkan Pulau
Jawa dan Sumatera.
Mega-proyek ini sangat prospektif karena
pertumbuhan aliran penumpang dan barang antar kedua pulau tersebut sangat
tinggi, selama hamper satu dekade meningkat hingga 100%. Rencana pembangunan
jembatan ini akan memberikan dampak pada peningkatan aksesibilitas dan
berlanjut pada peningkatan aliran pergerakan orang dan barang antara Pulau Jawa
dan Sumatera.
Pembangunan jembatan Selat Sunda ini
akan menggantikan peran transportasi laut yang selama ini dilakukan oleh kapal
penyeberangan melalui Pelabuhan Merak-Bakauheni.
Jembatan ini direncanakan memiliki
panjang 60 km dan melintasi beberapa pulau kecil di Selat Sunda, antara lain
Pulau Panjurit, Pulau Rimau Balak, Pulau Kandang Lunik, dan Pulau Sindu.
Walaupun perspektif waktu pembangunan
jembatan Selat Sunda berjangka panjang, namun rencana jembatan tersebut menjadi
faktor yang harus dipertimbangkan dalam perkembangan Kota Bandar Lampung. Untuk
mendukung pergerakan antara Pulau Jawa dan Sumatera direncanakan pembangunan
prasarana transportasi darat mencakup jaringan jalan arteri primer, jalan tol
dan kereta api.
Jalan tol direncanakan di bagian timur
kota Bandar Lampung ke arah Palembang sebagai kelanjutan jalur Jawa – Sumatera.
Arteri primer sebagai bagian Trans Sumatera dilengkapi jalur Lintas Barat dan
Lintas Timur ke Provinsi Bengkulu dan ke Sumatera Selatan.
Gagasan pembangunan jalur kereta api
Trans Sumatera hingga Sumatera Utara akan berada pada sisi pantai Timur. Bandar
Lampung sebagai salah satu pusat jaringan pergerakan nasional melengkapi
dirinya dengan pembangunan Pelabuhan Panjang yang diarahkan sebagai pelabuhan
ekspor-impor dan antar-pulau. Kondisi fisik perairan pelabuhan memungkinkan
pengembangan sebagai gerbang internasional.
E. Pengembangan Transhipment Point Akibat
Perkembangan Akses
Peran Bandar Lampung sebagai pusat
koleksi dan distribusi barang dan jasa didukung oleh Pelabuhan Panjang yang
telah diminati oleh berbagai pihak untuk dikembangkan sebagai pelabuhan antar
Negara, terutama dalam konteks region Sumatera bagian Selatan.
Peranan yang dituju oleh pelabuhan ini
adalah sebagai pelabuhan ekspor bagi komoditi dan produk yang dihasilkan oleh
Sumatera bagian Selatan. Pilihan ini mempertimbangkan posisi strategis
Pelabuhan Panjang sebagai gerbang lintas dua kawasan ekonomi penting yaitu
Sijori (Singapura-Johor-Riau) dan pusat pasar nasional Jakarta dan Jawa Barat
bagian Barat, terutama dalam mengisi kerjasama ekonomi regional IMS-GT.
Untuk mendukung peran Pelabuhan Panjang
sebagai pintu gerbang ekspor-impor bagi Sumatera bagian Selatan, perlu dibangun
berbagai saran dan prasarana penunjang, di antranya adalah pembangunan terminal
peti kemas dan curah yang kompetitif terhadap pelabuhan lainnya seperti Tanjung
Priok, Bojonegara, dan Palembang serta mendorong pertumbuhan investasi di
bidang jasa kargo.
Sumber: http://bandarlampungkota.go.id/
0 komentar:
Posting Komentar